Sebotol air mineral menemani malamku yang dingin. Tak lupa novel dan cemilan turut serta meramaikan malam ini. Hanya kita berempat yang berhak merasakan gelapnya malam tak berbalut bintang.
Lembar demi
lembar isi ceritamu ku baca. Sebuah novel yang telah lama tidak habis aku membacanya. Tangan ini
pun asyik dengan kewajibannya mengambilkan cemilan dan memasukannya ke dalam
mulutku. Seolah sudah tau mana hak dan kewajiban yang harus dipenuhi dan
dijalankan.
Aaahh fokusku
hilang. Setelah membaca pada halaman ke-126. Aku meraih botolku dan kudapati
dia sudah kosong. Kini hanya aku, novel, dan cemilan yang tersisa.
Tak ku hiraukan
malam yang dingin ini. Ku lanjutkan sisa malam ini Bersama dua teman setiaku,
hanya sekedar melanjutkan ceritanya. Lembar demi lembar. Namun, pikiranku masih
tetap tidak fokus.
Aku merasa
kosong. Sama seperti botol minumku. Aku tersedak oleh hampa. Mata ini membaca,
namun pikiran tak dapat mengikuti. Jemari ini menunaikan kewajibannya membuka
lembar demi lembar si novel. Namun, tetap saja pikiran ini tak dapat mengikuti.
Aku terhenyak
ketika hatiku berbicara pada pikiranku. Bahwa dia menginginkan kehadiranmu
untuk menemani mala mini. Mengisi mala mini dengan canda, diskusi, serta
cerita-cerita konyolmu. Agar aku tidak kosong sama seperti botol di genggamanku.
- Umi Sholehah -
Kopatan, 21/07/2017
Komentar
Posting Komentar