Daun lebar dengan batang agak bulat serta agak lunak yang menopang hidupmu. Dengan klasifikasi kelas Magnoliopsida dan spesies Nicotiana Tabacum L. adalah tumbuhan berakar tunggang yang mampu menembus tanah hingga kedalaman 50-70 cm dan mampu tumbuh tegak lurus ke pusat bumi. Kau adalah sosok yang selalu diagungkan bernama tembakau
Dari tangan
yang rajin kau dirawat hingga tumbuh dengan baik. Hingga saatnya kau harus
dipotong tegak lurus dengan metode slicing yang tak sembarang orang bisa. Setelah
itu kau dikeringkan dengan berbagai metode. Hasil itulah yang melahirkanmu
kembali dengan sebutan baru yaitu rokok.
Kau selalu
diagungkan. Digapit diantara jari telunjuk dan jari tengah. Teman setiamu
adalah korek yang perlahan membakarmu hingga menjadi abu. Namun, kau sangat
gembira bahkan bahagia karena dengan begitu kau dapat mengeluarkan aroma yang
khas dan nikmat.
Dia yang selalu
mengagungkanmu. Dia yang selalu merindukanmu. Tak pernah bisa lepas dari
cengkramanmu. Dia yang telah terperdaya oleh nikotinmu. Hanya kau yang
membuatnya tergila-gila. Bahkan dia tak bisa hidup tanpa kau. Lebih baik tak
makan daripada harus kehilangan dirimu, walaupun hanya satu dari sebelas
temanmu yang lain. Kaulah racun terhebat selain cinta.
Seperti biasa,
aku mulai berdialektika dengannya namun tetap hanya kau yang selalu tetap ada
didekatnya. Aku hanya memperhatikan kata-katanya tanpa banyak bertanya tentang
dirimu. Hanya kau yang amat berarti, sesuatu yang selalu digapit diantara jari
telunjuk dan jari tengahnya. Sesekali kau dimasukkan ke dalam mulutnya dan
perlahan kau dihisap lalu dihempaskan dalam ruang dan waktu yang sama. Entah bagaimana
nasibmu, tapi dia sangat menikmati setiap nyawa yang keluar dari mulut dan
hidungnya.
Kau meregang
nyawa hingga berubah menjadi abu demi dirinya. Kau meregang nyawa hingga
berubah menjadi abu demi kesenangan dan ketenangannya. Nikotinmu sudah berhasil
membuatnya tenang. Nikotinmu sudah berhasil mengalahkan sebuah cinta. Kau berhasil
merebut cinta darinya namun tidak dengan cintaku.
Aku hanya diam
melihatmu meregang nyawa demi dia. Namun, aku bersyukur agar kau cepat mati
saja. Pergilah ke alam yang lebih tenang tinggalkan ruang dan waktu kami. Hingga
kau sudah pergi jauh dan nyawamu sudah tak terlihat lagi namun bau dan abumu
masih bertengger di sekelilingku. Baumu yang khas menusuk tubuhku hingga aku
harus terlibat dalam kisah cinta antara kau dan dia. Bau itu sangat menusuk
hingga memaksaku mengguyurmu jauh-jauh dari hidupku.
Namun, satu hal
yang aku tau dan pahami, bahwa kau lebih berarti dari apapun. Bahwa kau jauh
lebih dikasihi dan dicintai olehnya. Bahwa kau yang telah memberikan ketenangan
padanya. Entah ketenangan apa yang dimaksud olehnya. Dia bilang lebih bisa
berpikir dengan jernih ketika dia bisa membunuhmu secara perlahan. Mengambil setiap
nyawamu dengan hisapan-hisapannya. Hanya itu yang aku tau. Dan seharusnnya dia
tau bahwa kau adalah sebatang rokok yang selalu menemaninya. Kau rela mati demi
ketenangannya. Kau rela mati demi melihatnya tertawa. Sungguh dia harus
berterimkasih kepadamu.
- Umi Sholehah -
- Umi Sholehah -
Kopatan,
26/06/2017
Komentar
Posting Komentar